Saturday, February 8, 2014

Pesona Penyanyi Dangdut di Hati Pejabat Indonesia



 Dangdut adalah salah satu music yang paling asli dari Indonesia, hal senada dilantunkan oleh group vokal Project Pop dengan lagunya “dangdut is the music of my country”, sekaligus menurut saya genre music paling fenomenal di Indonesia dari dulu. Sangat banyak penggemar dangdut dari segala usia. Ya walaupun sekarang ini penikmatnya dari kalangan menengah ke bawah, tetapi tetap saja Dangdut akan selalu memiliki pendengar yang setia. Maka tidak salah hampir setiap stasiun televisi nasional akhir-akhir ini menciptakan goyangan baru dengan bumbu music dangdut yang dibuat sebagai soundtrack dari acaranya.
Artikel saya kali ini bukan membahas dangdut secara mendalam, tetapi hanya suatu kesan yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di media yang melibatkan penyanyi dangdut terkait kasus pejabat Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya Tri Kurnia Rahayu di kasus suap sapi dan pencucian uang yang mengaku menerima transferan dari Ahmad Fattanah, ada juga Machicha Mochtar yang tidak diakui anaknya oleh suami sirinya eks Menteri Sekretaris Negara era orde baru Moerdiono, kemudian Melinda pelantun cinta satu malam yang menikah siri dengan seorang bupati, Angel Lelga, Maria Eva dan yang paling baru dugaan transfer uang dari Akil Mochtar ke bebrapa penyanyi dangdut seperti Rya Kdi, Evie Tamala. IIs dahlia dan banyak lagi yang lainnya.
Kebanyakan kasus tersebut adalah menikah siri yang pada akhirnya tidak diakui pejabat yang bersangkutan dan ada juga yang bermula dari pengisi acara kampanye yang berlanjut dengan transferan honor. Bayangkan saja dari sekian banyak kasus pejabat di negara ini, hampir semuanya membawa nama-nama biduan dangdut. Mengapa begitu mudahnya para biduan ini terseret oleh kasus-kasus pejabat? Inilah mungkin yang membuat imej dari penyanyi dangdut yang terkesan murahan dengan goyangan erotis meliuk-liuk di panggung melantunkan lirik-lirik lagu erotis sambil mengeluarkan desahan-desahan. Bukan rahasia lagi, ketika seorang calon pejabat mengundang penyanyi dangdut sebagai pengisi acara, tentunya lagu yang dibawakan bukanlah “satu nusa satu bangsa, bagimu negeri, atau Indonesia raya”. Lagu yang dibawakan tidak jauh dari “ cinta satu malam, pacar 5 langkah, atau hamil duluan”. Nah bisa kebayangkan apa yang ada di pikiran pejabat yang sedang stress memikirkan uang untuk kampanyenya? Karena pikiran sudah buntu, takut stroke maka mereka mencari hiburan dari ke erotisan tarian para biduan ini.
Maka tidak mungkin berlangsung cinta satu malam ataupun satu bulan atau bahkan tiga bulan. Para biduan mungkin akan termakan janji-janji palsu dan bahkan melupakan bagaimana rasanya sebagai istri dari pejabat tersebut. Tidak mungkinlah mereka tidak tahu kalau pejabat terkait sudah punya istri. Tapi itulah mereka, mungkin karena masih polos sehingga suka polos.
Masalahnya adalah para biduan ini mengatasnamakan diri sebagai penyanyi dangdut, yang notabene salah satu ciri musik Indonesia, secara langsung mereka mencemarkan music itu sendiri. Dangdut kemudian akan dipandang sebagai musik erotis untuk mesum. Maka tidak sedikit juga orang yang tidak suka akan jenis musik ini. Harapan kita tentunya adalah menjadikan Dangdut sebagai slah satu genre musik yang dapat mengangkat budaya Indonesia. Tentunya tanpa mengumbar gaya murahan yang sering kita lihat sekarang ini. Dan semoga saja para musisi tidak hanya bergantung pada selera pasar dan membuat sensasi, sehingga lirik lagunya tidak terlalu vulgar tanpa desahan-desahan tidak jelas. Akhirnya semoga  Musik Indonesia semakin baik, dan Dangdut akan menjadi Musik Indonesia yang paling Indonesia.

No comments: