Saturday, February 8, 2014

Perceraian Marak, Apa Arti Pernikahan Bagi Selebritis?



Pernikahan adalah penyatuan tujuan dan pandangan dari dua pribadi yang berbeda. Perbedaan bisa berupa sosial, hobbi, profesi, suku dan bahkan agama. Tetapi kemudian akan disepahamkan sejalan dengan adanya rumah tangga baru. Pernikahan itu sakral dan hanya terjadi sekali seumur hidup. Begitulah yang pernah diajarkan ibu saya.
Suatu proses penyatuan tentunya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Tidak semanis janji saat masa pacaran dan bahkan tidak akan semulus mengikrarkan janji nikah di hadapan penghulu. Tidak ada pernikahan tanpa persoalan. Namanya penyatuan dua hal yang berbeda akan menemui kerikil-kerikil yang berbeda-beda besarnya, tergantung dua orang yang ingin memperkecil masalah ataupun memperbesarnya. Pernikahan seyogyanya adalah meredam ego dan sifat individualistis. Ibarat proyek duet dalam suatu lagu, maka suami-istri harus saling mengerti dan berlaku sesuai porsi dan peran masing-masing. Tetapi sangat banyak proses penyatuan ini terbilang gagal dalam kehidupan sehari-hari. Sudah bukan hal baru lagi pernikahan yang berakhir di usia yang baru bulanan, ataupun 1 tahun dan ada juga yang justru berakhir setelah sudah puluhan tahun membangun bahtera rumah tangga. Perceraian terjadi dari berbagai macam usia dengan alasan yang konyol pula.
Ini hanyalah sudut pandang dari seorang anak muda yang tentunya belum menikah. Saya tertarik menulis artikel ini hanya sebagai suatu kesan di tengah ironisnya kelangkaan buku nikah di tengah banyaknya kasus perceraian. Selain itu mungkin bisa juga sebagai salah satu pelajaran untuk anak muda agar tidak menikah secara terburu-buru tanpa memikirkan buntut panjang banyaknya masalah yang akan dihadapi di depan.
Berkaca dari kasus perceraian selebritis, tentunya menjadi sorotan tersendiri karena wara-wiri di layar televise maupun media online yang seakan memaksa kita untuk mengetahui beritanya. Perceraian selebritis sepertinya sudah menjadi trend tersendiri di dunia showbiz. Pernikahan yang sudah lama ternyata bukan menjadi jaminan keharmonisan sebuah rumah tangga, lihat saja kasus perceraian Lidya Kandau dan Jamal Mirdad. Pernikahan puluhan tahun ini dibangun dengan perbedaan yang mendasar dari manusia, yakni agama. Walau banyak yang menduga akan berakhir takkan lama setelah pernikahan, ternyata pernikahan itu berlangsung selama puluhan tahun. Jauh dari gossip buruk tetapi tetap saja diakhiri dengan perceraian. Alasannya ada “sesuatu” yang tidak bisa dijelaskan, begitu kata pasangan ini. Berikut kasus perceraian Anang- Kris Dayanti, selama pernikahannya lumayan jauh dari gossip pertengkaran, tetapi pada akhirnya bercerai juga, kasus orang ketiga,yang menjadi pusat permasalahan rumah tangga yang kandas ini. Ada juga kasus perceraian Maia-Ahmad Dhani yang disebabkan adanya orang ketiga dan ketidaksepahaman masing-masing pihak.
Kasus di atas mungkin kategori yang masih menghargai janji atau ikrar yang diucapkan ketika menikah setidaknya masih mempertahankan pernikahan selama itu. Berarti masih ada pertanggungjawaban pribadi. Kemudian kasus pernikahan kilat seperti yang sering dilakukan Dewi Perssik, Titi DJ dan yang lainnya. Berlangsung hanya beberapa bulan, tanpa malu muncul juga di media dengan beberapa kali menitikkan air mata saat diwawancara di acara talkshow. Alasannya sama juga tidak cocok lagi. Sepertinya kategori ini akan memiliki member baru seperti yang lagi hangat diperbincangkan saat ini, yakni perceraian comedian Rina Nose. Dia tiba-tiba muncul denagn kasus perceraian dengan suaminya yang baru hitungan bulan, alasannya lagi-lagi adalah ketidakcocokan. Kemudia Ayu ting ting yang merasa ditalak oleh suaminya yang baru saja menikahinya beberapa bulan lalu. Alasan pertama tidak diadakannya resepsi berbuntut ke sejumlah perempuan yang menjadi korban cinta kilat suami Ayu Ting ting!
Di atas mungkin hanya sekelumit kisah perceraian atau saya menyebutnya pengkhianatan pernikahan yang dilakukan oleh manusia. Mungkin beberapa kasus itu adalah akhir yang terbaik atau terburuk buat mereka. Tidak ada hukum negara yang secara gamblang melarang perceraian. Itu semua kembali lagi kepada pihak yang meninginkannya. Hanya saja, sebagai pemirsa yang sekaligus menjadi pengamat kehidupan social ini, masyarakat merasa muak dengan alasan perceraian yang mereka sebutkan. Pada intinya alasannya adalah ketidak cocokan. Untuk kasus orang ketiga bisa dipahami. Tetapi jika ketidak cocokan menjadi alasan, sepertinya terlambat mengatakannya. Itu menandakan kurangnya pengenalan dan pengertian. Di sinilah mungkin muncul rasa egois yang tinggi sampai harus mengucapkan talak.
Pernikahan bukan hanya sekedar hidup bersama secara jasmani. Mencukupkan kebutuhan daging ataupun nafsu jasmaniah. Inilah mungkin yang sering terlupakan dari mereka. Upacara yang sakral ini juga bukan sekedar mengenal berapa isi dompet dari calon pasangan. Tetapi perlu pendekatan serius terhadap pribadi pasangan dan juga keluarga besarnya. Salah satu hal penting, keterlibatan keluarga besar pasti sangat dibutuhkan demi keutuhan suatu pernikahan.
Tentunya artikel ini hanya pandangan saya berdasarkan kaca mata bujangan yang belum berpengalaman alias belum teruji. Namun demikian semoga saja mereka yang akan menikah telah memikirkan matang-matang dalam artian telah mengenal secara utuh pasangannya, keluarganya dan adat/kebiasaan dari pasangannya. Supaya tidak terkejut ketika menikah. Tentunya jangan lupa berdoa dahulu sebelum memastikan pilihan kita untuk menjadi pasangan hidup selamanya. Ingat buku nikah sudah langka, jadi harus hemat menikah! Sekali seumur hidup! Amin. J

No comments: