Saturday, February 8, 2014

KONTROVERSI FARHAT ABBAS DAN AHMAD DHANI



Kontroversi dan ajang cari sensasi merupakan bagian pokok dari dunia Entertainment di Indonesia. Bahkan aksi-aksi yang seperti inilah yang menjadi trend singkat mencari popularitas. Efeknya adalah diundang di acara-acara televisi yang memprovokasi kasus tertentu, sehingga kasus tersebut melambung seiring dengan melonjaknya popularitas si pencari sensasi. Jika kasus tersebut sudah tidak menarik lagi dibicarakan publik alias sudah expired, maka tinggal cari kontroversi baru supaya dilirik lagi entah dengan cara apapun itu. Inilah strategi ‘berjualan’ ala selebritis Indonesia.
Tidak percaya?
Farhat Abbas  buktinya:
Pengacara yang menjadi suami dari penyanyi lawas Nia Daniati ini sedang menikmati kepopulerannya di jagad hiburan saat ini. Anak Mantan Hakim Agung, Abbas Said ini melalui banyak proses untuk menuai kepopulerannya. Prosesnya tidak terlalu rumit sepertinya. Namun membutuhkan keberanian mengambil resiko. Farhat mulai dikenal publik ketika menikahi Nia Daniaty. Sejak itu Dia mulai dikenal selebritis lain dan banyak menangani kasus selebriti. Inilah yang membuat dia ikut popular karena otomatis menjadi juru bicara ke media. Entah alasan tidak berhasil menangani kasus ini, Farhat kehilangan popularitasnya, tidak ada lagi seleb yang mempercayakan kasus kepadanya. Namun itu tidak berlangsung lama, Ia kemudian muncul sebagai pembela kasus tersangka korupsi. Anehnya di tahun 2011 malah mencalonkan diri sebagai ketua KPK dan bahkan mengumumkan pencalonan diri sebgai Calon Presiden 2014. Berlanjut lagi komentar rasis terhadap Ahok. Seakan semua itu tidak cukup membuat dia diundang di televisi, maka Farhat mulai mencari akal untuk lebih memilih menghujat di twitter. Farhat mengomentari setiap trend yang sedang hits di Indonesia. Mulai dari Jokowi, Ahok, SBY sampai Agnes Monica tidak luput dari hujatannya. Terakhir adalah ocehannya kepada Ahmad Dhani yang berbuntut tantangan tinju dari anak Ahmad Dhani. Dan yang paling terakhir inilah yang membuat dia hampir tiap hari mengisi infotainment di televisi dan highlight di kanal showbiz media online.
Bukannya merasa bersalah, Farhat justru sangat menikmati semua kontroversi yang diciptakannya. Jelas saja demikian, Farhat Abbas justru mendapatkan banyak uang karena kontroversi tersebut. Saat dia menghina goyang Caisar di acara YKS dan Showimah, bukannya di suruh minta maaf. Malah tim YKS dan Showimah mengundangnya di acara tersebut dan bersalam-salaman seperti tidak terjadi apa-apa. Di twitternya dia menghina Raffi Ahmad dan Olga yang hampir tiap hari muncul di Pesbuker, nah malah diundang juga ke acara tersebut. Klarifikasinya apa? Kata si Farhat mah, itu bercanda saja. Candaan yang lucu!
Setiap orang memang memiliki cara masing-masing untuk bertahan di suatu komunitas. Termasuk di komunitas selebritas tanah air. Orang-orang seperti Farhat justru mendapat kans yang lebih luas untuk berbicara di televisi dan isi kepalanya didengarkan khayalak. Yakni cara dia menyerang para artis, menghujat dan ikut campur masalah orang lain. Cara-cara ini yang dilakukannya untuk menarik perhatian, dan sukses tanpa halangan apapun.
Semakin besar kontroversi yang dibuat seorang publik figure yang ‘kebintangannya’ sudah menjelang  titik redup, maka akan semakin menaikkan harga jual orang tersebut. Dan sejalan dengan jumlah orang yang akan mengikutinya. Lihat saja di twitter Farhat Abbas diikuti lebih dari 357.000 orang. Maka tidak heran jika para produser televisi menghadirkannya, karena pasti masih banyak yang ingin menonton pencetus sumpah pocong ini. Jadi ditengah banyaknya orang yang tidak ingin melihatnya lagi, si Farhat tetap dirindukan banyak orang.
Banyak masyarakat yang sangat membenci figure yang satu ini, kebencian ini seringkali diluapkan di twiter yang mengakibatkan Farhat menjadi paling banyak dibicarakan. Inilah yang akan meningkatkan popularitasnya. Seperti hari ini saja, di tengah duka atas meninggalnya bintang Fast and Furious 6, Paul Walker, tweeps di indonesia justru membawa nama Farhat Abbas. Nah makin terkenal kan dia. Tidak lama kemudian Farhat akan diundang di acara talkshow yang belakangan ini serba sensasional.
Jadi ditengah banyaknya komentar yang hendak memboikot seseorang dari pertelevisian tanah air ini dan demi menyelamatkan tayangan-tayangan yang berkualitas dengan pengisi acara yang layak ditonton, maka mari bersama-sama untuk cerdas dan kritis dalam memilih acara yang layak tayang. Toh sebenarnya semuanya terserah pemirsa. Rating televisi sebagai dasar produksi sebuah acara televisi adalah seberapa besarnya acara tersebut ditunggu oleh penonton. Dan eksistensi seorang public figure juga tergantung seberapa besar keinginan penonton/pemirsa atas kehadiran tokoh tersebut.
Mari membesarkan yang baik, dan mengecilkan yang tidak baik!
Salam J

No comments: