Saturday, February 8, 2014

Makan Paku di TV, tepuk tangan atau… ?



Kembali saya membuat artikel mengenai acara televise yang semakin membuat saya jengkel. Semakin hari acara televisi memang semakin tidak menarik lagi. Hampir semua cara dilakukan untuk mendapatkan rating yang tinggi. Setali tiga uang dengan banyaknya “artis dadakan” yang suka membuat kontroversi demi popularitas, maka stasiun televisi pun seperti menjadikan ini cara agar mendapatkan penonton yang banyak.
Hal ini semakin menggetirkan kemarin malam munculnya kembali Limbad di televisi, alumni The Master di RCTI ini kembali syuting di televisi di sebuah acara di stasiun televisi swasta. Dari dulu saya memang tidak suka dengan acara-acara demikian, yang terkesan menunjukkan tipuan-tipuan yang tidak berkelas. Berawal dari menjenguk Ayu Ting-Ting dan diberitakan membantunya dengan “barang” pemberiannya, maka kemudian Limbad disorot lagi oleh televisi dan langsung dihadirkan di acara lawakan jadi-jadian secara live. Acara yang awalnya lucu-lucuan pun sesaat dikejutkan oleh aksi si Limbad makan paku!
Dengan gayanya yang memberikan kesan dingin dengan tidak mau berbicara, serta bulu mata ala-ala gotik, Limbad mampu memakan banyak paku kecil seperti memakan nasi saja seraya sekali-sekali minum dari botol yang disediakan. Aksi ini berlangsung beberapa menit di jam 20.00 WIB. Seperti tidak terjadi apa-apa, paku itu pun habis oleh Limbad, tanpa kita tahu kemana perginya. Nggak mungkin dong ke Lambung Limbad? Presenter yang keroyokan di acara ini pun menyatakan kehebatan Limbad dan mengajak penontonnya di dalam studio untuk bertepuk tangan. Suasana semakin riuh dengan goyangan Caisar.
Inilah wajah pertelevisian Indonesia setelah sekian lama. Entah kemana perginya orang-orang kreatif negara ini. Ataukah tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplor hal-hal baru saya kurang paham. Hampir semua acara televisi adalalah adaptasi dari acara luar. Jikapun ada yang asli maka semuanya sama saja acaranya, semua menggunakan cara yang sama, tanpa malu-malu lagi. Seperti biasa mereka menayangkan automatically text yang melarang meniru adegan tersebut karena bahaya jika tidak disertai ahlinya. Klise!
Entah apa sikap yang tepat terhadap penayangan live acara makan paku tersebut. Di jam dimana anak-anak belum tidur, apa yang mereka dapatkan dari tayangan tersebut? Apakah yang dipikirkan mereka yang di studio menyaksikan acara demikian? Aku tidak merasa itu hebat, bahkan sedikitpun tidak!. Kebiasaan program televisi yang meremix semua hal memang sudah menjadi hal lumrah sekarang ini. Tetapi sebagai penonton dan warga yang masih waras harusnya hal-hal seperti ini patut untuk diblokir. Kekuatan apa yang digunakan Limbad pada saat makan paku-paku itu? Sihirkah?
Apa yang ditepuk tangani penonton? Apa yang hebat? Ilmunya?

Mari cerdas menjadi penonton televisi!

No comments: