Satu lagi film yang akan menutup
tahun 2013 ini dengan mengagumkan. Film sekuel kedua dari Hunger Games yang
rilis tahun 2011 lalu telah resmi diputar di bioskop Indonesia. Film ini
bertajuk Catching Fire. The Hunger Games merupakan novel trilogy best seller
yang ditulis oleh Suzanne Collins dan diangkat ke layar lebar oleh Lionsgate.
Di sekuel yang kedua ini sendiri disutradarai oleh sutradara handal Francis
Lawrence.
Film yang dibintangi oleh aktris
peraih Best Actress di Academy Awards 2013, Jennifer Lawrence ini menuai banyak
pujian disbanding sekuel pertamanya. Selain itu film ini termasuk film yang
sarat makna dan sangat mengagumkan.
Sinopsis:
Cerita dimulai dengan kepulangan
dua pemenang Hunger Games ke-74 yaitu Katniss Everdeen(Jennifer Lawrence) dan
Peeta Mellark (Josh Hutcherson) ke kampung halamanya yang miskin, distrik 12.
Kemenangan ini menjadikan keduanya pahlawan baru di Panem (nama negara Hunger
Games). Sebagai pemenang, Katnis dan Peeta diharuskan melakukan tour ke seluruh
distrik di Panem. Tour ini sebenarnya salah satu trik politik dari Pemerintahan
fasis Panem yang dipimpin Presiden Snow (Donald Sutherland)
yang mengadakan Hunger Games. Snow ingin menunjukkan pengaruhnya dengan
memanfaatkan Katnis dan Peeta, yang diduganya mulai melakukan pemberontakan di
games yang pertama. Untuk meredakan pemberontakan yang ditunjukkan Katnis, Snow
berpura-pura menyayangi kedua pemenang dengan meberikan kehidupan mewah.
Tur ini justru menimbulkan
pemberontakan di hati Katnis semakin besar, karena ia melihat kesedihan warga
distrik yang terpaksa kehilangan anggota mereka sebagai korban pembunuhan yang
dilakukan oleh Katnis dan Peeta demi survive pada saat games terdahulu. Masalah
semakin klimaks, saat Katnis dan Peeta diharuskan mengikuti Games yang ke 75
dimana mereka harus menghadapi pemenang-pemenang hunger games sebelumnya yang
masih hidup. ajang bunuh-membunuh kali ini memaksa mereka untuk menghadapi
pembunuh berpengalaman.
Pesan Moral
Catching fire merupakan salah
satu film yang mengandung banyak arti bagi masyarakat saat ini. Ajang
pembunuhan yang difilmkan bagaikan sinetron yang ditayangkan secara langsung
ditonton oleh warga Panem ini menimbulkan kesenjangan social yang cukup
signifikan. Games yang tidak manusiawi ini diadakan oleh pemerintah kaum
burjois. Terdapat dua kelas masyarakat yang kental perbedaannya dalam film ini
kaum Capitol sebagai orang kaya yang menganggap bahwa games ini adalah suatu
hiburan. Mereka bisa tertawa melihat pembunuhan antar surviver. Lebih dari itu
mereka selalu mengharapkan games berikutnya hanya dengan alasan menghibur.
Bagi anggota distrik/warga Palem
kelas bawah Games ini menjadi ajang paling menyedihkan dan melecehkan.
Bagaimana tidak? Para survival ini diambil dari anggota distrik yang harus
dipaksa saling membunuh. Pahitnya lagi warga distrik menonton adegan-adegan
tersebut secara langsung. Bisa dibayangkan saat anggota keluarganya yang
terbunuh, maka ekspresi berduka akan ditunjukkan oleh warga distrik. Tidak
cukup sampai disitu, warga kalangan bawah ini juga harus mendapatkan tekanan
dan perlakuan tidak manusiawi dari pasukan keamanan Capitol.
Bagi Katnis dan Peeta sendiri
sebagai tokoh sentral di film ini, Games tersebut bukanlah suatu hiburan
semata. Meski tidak bersedia sebagai kandidat pada awalnya namun Katnis dan Peeta harus berjuang demi
keselamatan masing-masing.
Katnis dan Peeta merupakan
perwujudan dari anak muda yang revolusioner dan penuh dengan emosi. Anak muda
yang memberontak ketidak adilan dan ingin melakukan perlawanan kepada
pemerintahan. Inilah harapan dari warga Panem. Katnis dan Peeta muncul sebagai
harapan satu-satunya yang bisa mewujudkan ketidak adilan di Panem.
Kesuksesan
Film Catching Fire berhasil
mepertontonkan film action yang tidak terlalu menyorot kebrutalan. Walaupun
bertema pembunuhan namun tidak kita jumpai cara tewasnya pemain yang tiba-tiba
atau mendadak dan tdak banyaknya banjir darah yang biasanya membuat penonton
mual. Francis Lawrence juga berhasil menyuguhkan tontonan yang bermutu tanpa
focus cerita cinta melulu. Meskipun ada cerita cinta segitiga antara
Peeta-Katnis-Gale (Liam Hermsworth). Tapi penonton lebih terfokus pada masalah
social di distrik.
Dari segi penghasilan, Lionsgate
memperkirakan akan meraup untung besar dari film ini. Bahkan pialang Wall
Street memperkirakan sekuel Hunger Gamescini akan meraup USD 375 juta (4,2
triliun) dari peredarannya di Amerika Serikat
kemudian ditambah dengan USD 575 juta (6,6 triliun) dari peredarannya di
seluruh dunia. Artinya film ini akan meraup 10,8 triliun. Sedangkan film
pertamanya berhasil mengumpulkan penghasilan 7.8 triliun di seluruh dunia.
Film Catching Fire juga
mendapatkan poin yang sangat bagus dari situs http://www.imdb.com
Yakni 8.0/10
Unik
Ada hal yang unik dari peluncuran
film ini di bioskop:
1.
Tentunya sangat membanggakan bahwa gaun
pengantin yang dikenakan Jennifer Lawrence di film ini adalah rancangan dari
designer anak negeri Tax Saverio
2.
Film ini akan bersaing di bioskop dengan
Thor 2 yang masih diputar, artinya duel antara Chris Hermsworth (Thor) dengan
adiknya, Liam Hermsworth (Gale)
Sangat layak untuk ditonton!
Well, Weekend akan semakin semarak dengan film yang satu ini!
No comments:
Post a Comment