Kembali saya membuat artikel mengenai acara televise yang
semakin membuat saya jengkel. Semakin hari acara televisi memang semakin tidak
menarik lagi. Hampir semua cara dilakukan untuk mendapatkan rating yang tinggi.
Setali tiga uang dengan banyaknya “artis dadakan” yang suka membuat kontroversi
demi popularitas, maka stasiun televisi pun seperti menjadikan ini cara agar
mendapatkan penonton yang banyak.
Hal ini semakin menggetirkan kemarin malam munculnya kembali
Limbad di televisi, alumni The Master di RCTI ini kembali syuting di televisi
di sebuah acara di stasiun televisi swasta. Dari dulu saya memang tidak suka
dengan acara-acara demikian, yang terkesan menunjukkan tipuan-tipuan yang tidak
berkelas. Berawal dari menjenguk Ayu Ting-Ting dan diberitakan membantunya
dengan “barang” pemberiannya, maka kemudian Limbad disorot lagi oleh televisi
dan langsung dihadirkan di acara lawakan jadi-jadian secara live. Acara yang
awalnya lucu-lucuan pun sesaat dikejutkan oleh aksi si Limbad makan paku!
Dengan gayanya yang memberikan kesan dingin dengan tidak mau
berbicara, serta bulu mata ala-ala gotik, Limbad mampu memakan banyak paku
kecil seperti memakan nasi saja seraya sekali-sekali minum dari botol yang
disediakan. Aksi ini berlangsung beberapa menit di jam 20.00 WIB. Seperti tidak
terjadi apa-apa, paku itu pun habis oleh Limbad, tanpa kita tahu kemana
perginya. Nggak mungkin dong ke Lambung Limbad? Presenter yang keroyokan di
acara ini pun menyatakan kehebatan Limbad dan mengajak penontonnya di dalam
studio untuk bertepuk tangan. Suasana semakin riuh dengan goyangan Caisar.
Inilah wajah pertelevisian Indonesia setelah sekian lama.
Entah kemana perginya orang-orang kreatif negara ini. Ataukah tidak diberikan
kesempatan untuk mengeksplor hal-hal baru saya kurang paham. Hampir semua acara
televisi adalalah adaptasi dari acara luar. Jikapun ada yang asli maka semuanya
sama saja acaranya, semua menggunakan cara yang sama, tanpa malu-malu lagi.
Seperti biasa mereka menayangkan automatically text yang melarang meniru adegan
tersebut karena bahaya jika tidak disertai ahlinya. Klise!
Entah apa sikap yang tepat terhadap penayangan live acara
makan paku tersebut. Di jam dimana anak-anak belum tidur, apa yang mereka
dapatkan dari tayangan tersebut? Apakah yang dipikirkan mereka yang di studio
menyaksikan acara demikian? Aku tidak merasa itu hebat, bahkan sedikitpun
tidak!. Kebiasaan program televisi yang meremix semua hal memang sudah menjadi
hal lumrah sekarang ini. Tetapi sebagai penonton dan warga yang masih waras
harusnya hal-hal seperti ini patut untuk diblokir. Kekuatan apa yang digunakan
Limbad pada saat makan paku-paku itu? Sihirkah?
Apa yang ditepuk tangani penonton? Apa yang hebat? Ilmunya?
Mari cerdas menjadi penonton televisi!
No comments:
Post a Comment