Tidak terasa sebulan lagi layar
bioskop Indonesia akan dihiasi oleh salah satu film dari ikon sejarah
kemerdekaan Indonesia. Kisah kehidupan, perjuangan dari Bapak Proklamator Indonesia, Bung Karno akan ditayangkan. Film ini menghabiskan 70 hari syuting di
sejumlah kota di Indonesia. Dibintangi oleh Ario Bayu, Lukman Sardi, Maudy
Kosnaedi dan sejumlah pemeran lainnya, produser Raam Punjabi.
Baru mengeluarkan teaser saja,
film yang berjudul SOEKARNO:INDONESIA MERDEKA ini telah menuai banyak
masalah. Dimulai dari percekcokan antara
salah satu putri dari Bung Karno, Rachmawaty soekarno Putri, yang kurang setuju
dengan pemeran Soekarno, yaitu Ario Bayu. Rachmawaty lebih mengharapkan
Soekarno diperankan oleh aktor kawakan Anjasmara. Namun Hanung Bramantyo,
selaku Sutradara justru lebih mempercayakannya kepada aktor laga, Ario Bayu. Berikut, saya baca berita perselisihan itu
berlangsung sampai ke pencemaran nama baik Rachmawaty oleh Hanung hingga akan berbuntut ke Hukum. Tidak hanya
itu, Rachmawaty juga menuntut rumah produksi Multi Vision Plus jika tetap
menayangkan film ini.
Berdasarkan synopsis dari film
sejarah ini, diceritakan tentang Bung Karno yang dulu bernama Kusno, anak kecil
yang sering sakit-sakitan namun pemberani. Cerdas dan tegas, sehingga mampu
menjadi sosok yang disegani oleh penjajah sekalipun. Inilah yang menghantarkan
Indonesia pada proklamasi 17 Agustus 1945. Tak luput dari isi cerita, kisah
percintaan Soekarno dengan ibu Fatmawaty dan andil dari Sutan Sjahrir (diperankan
Tanta Ginting) serta tentu saja Bung Hatta (diperankan oleh Lukman Sardi). Dari
synopsis cerita tentu saja tidak ada yang melenceng dari kisah Soekarno
berdasarkan buku sejarah.
Jadi mengapa Film ini menjadi
kontroversi?
Tidak habis pikir dengan munculnya
percekcokan ini, mengapa mesti film Soekarno yang jadi masalah? Terlebih
Soekarno adalah milik rakyat Indonesia, bukan hanya milik keluarganya saja.
Jadi siapa saja pantas untuk menceritakan ataupun memfilmkan perjuangannya,
selama tidak melenceng dari sejarah. Ketika Bung Karno menjadi Pahlawan, maka
secara langsung beliau telah menjadi milik negara.
Film Soekarno ini sebenarnya sangat cocok
dihadirkan saat ini, dimana Industri film Indonesia kebanyakan mengulas horror
modus porno. Anak muda sekarang akan lebih mudah mengerti perjuangan Para
pahlawan akan beratnya memerdekakan bangsa ini melalui media film. Secara
langsung, penonton akan membuka kembali buku sejarahnya yang dulu untuk
memahami tentang Soekarno dan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Ketika saat sekarang
anak muda diajari sejarah, tidak akan banyak yang serius menyimaknya. Tidak
heran, mereka lebih tahu sejarah Batman, Spiderman, atau apalah sosok super
hero yang lainnya.
Ini saatnya anak muda mempunyai
hero yang benar-benar mempunyai sumbangsih kepada Indonesia. Saatnya juga untuk
menumbuhkan semangat mengambil bagian di negara ini. Waktu yang tepat juga
untuk menghasilkan karya film original dari negeri sendiri. Semoga saja film ini tetap dirilis, karena
kami haus melihat para pahlawan muncul di depan layar bioskop.
Referensi:
http://www.tribunnews.com/seleb/2013/11/02/film-soekarno-akan-tetap-diputar-meski-digugat-rachmawati
No comments:
Post a Comment